Info bojonegoro.
Perhutani, sebagai perusahaan umum yang mengelola hutan di Indonesia, memiliki peran penting dalam pengelolaan sumber daya hutan secara berkelanjutan. Senin, (30/6/2025).
Salah satu kegiatan pengelolaan hutan yang dilakukan oleh Perhutani adalah penjarangan kayu, yang saat ini dilaksanakan di KPH Padangan, BKPH Tobo, dan RPH Donan.
Penjarangan kayu ini merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa tegakan hutan yang ada tetap berkualitas tinggi dan terjaga kelestariannya.
Penjarangan kayu bertujuan untuk mengatur pertumbuhan pohon-pohon yang ada, dengan mengurangi jumlah pohon yang tumbuh dalam satu area, sehingga memberikan kesempatan bagi pohon yang lebih sehat dan berkualitas untuk berkembang.
Dengan demikian, diharapkan tegakan tinggal yang tersisa setelah proses penjarangan dapat memberikan lebih banyak manfaat baik secara ekonomi maupun ekologis.
Proses ini juga penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan, di mana kebutuhan akan kayu dan produk hutan lainnya dapat terpenuhi tanpa merusak lingkungan.
Perum Perhutani sangat serius dalam pelaksanaan kegiatan ini dengan melengkapi tenaga kerja yang terlibat dengan pelatihan K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
K3 sangat penting dalam kegiatan penjarangan kayu, karena pekerjaan ini memiliki risiko yang cukup tinggi.
Dengan penerapan standar K3 yang baik, diharapkan para pekerja dapat melakukan tugas mereka dengan aman, sehingga dapat meminimalisir kecelakaan dan cedera selama proses penjarangan.
Pemenuhan aspek K3 juga menunjukkan komitmen Perhutani terhadap kesejahteraan tenaga kerja dan keberlangsungan kegiatan hutan.
Selain fokus pada penjarangan kayu, Perum Perhutani juga melibatkan masyarakat sekitar hutan dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Masyarakat lokal diberikan kesempatan untuk menjadi tenaga tebangan, sehingga tidak hanya meningkatkan perekonomian desa setempat, tetapi juga memberdayakan mereka untuk terlibat langsung dalam pengelolaan sumber daya hutan.
Keterlibatan masyarakat juga menciptakan pandangan positif terhadap hutan, di mana mereka merasa memiliki tanggung jawab terhadap keberlangsungan hutan di daerah mereka.
Pemanfaatan limbah tebangan juga merupakan bagian penting dari kegiatan penjarangan.
Limbah yang dihasilkan setelah proses penjarangan, seperti cabang dan ranting, dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar atau bahan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga lainnya.
Hal ini menciptakan nilai tambah dan menjadikan setiap proses dalam pengelolaan hutan lebih efisien.
Dengan memanfaatkan limbah, Perum Perhutani tidak hanya berkontribusi pada pengurangan sampah hutan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Melalui pelaksanaan penjarangan kayu yang melibatkan masyarakat dan menerapkan K3, Perum Perhutani menunjukkan bahwa upaya untuk mencapai pengelolaan hutan yang berkelanjutan dapat dilakukan dengan melibatkan berbagai stakeholders.
Hal ini menjadi contoh yang baik bagi praktik pengelolaan hutan lainnya di Indonesia dan menunjukkan pentingnya kolaborasi antara Perum perhutani, masyarakat, dan pemerintah dalam menjaga kelestarian hutan serta sumber daya alam yang ada. (red)
0 Komentar